Wednesday, November 11, 2015

Sejarah Masjid Jami' Bleberan

Posted by Mister BB  |  at  9:02 AM

Masjid Jami' Bleberan berlokasi di Bleberan, Banaran, Galur, Kulon Progo. Luas bangunan masjid ini saat didirikan adalah 104 m2 dan setelah dilakukan perluasan menjadi 264m2. perluasan yang silakukan meliputi ruang utama dan bagian serambi. Sebelumnya, bagian ruang utama memiliki luas 64m2 dan setelah dilakukan perluasan menjadi 144m2.Demikian juga, bagian serambi sebelumnya 40m2 dan setelah dilakukan perluasan menjadi 120m2.Lokasi masjid ini  bersebelahan dengan pemakaman yang terletak disisi barat dan utara masjid. Tanah komplek masjid ini seluruhnya 1.368m2.Sebagian adalah tanah mutian dan sebagian yang lain adalah wakaf dari bapak Zainudin ditambah dengan wakaf bersama. Masjid ini juga dilengkapi dengan runag perpustakaan seluas 40m.

Sejarah Berdiri

Sejarah pendirian Masjid Bleberasn Tidak diketahui secara pasti, Karena umumnya masjid lain. Tidak ada catatan sejarah yang ditinggalkan. Lebih-lebih Masjid Jami' Bleberan sudah mengalami perbaikan Atau renovasi beberapakali. Bahkan bentuk aslinya sekarang ini sudah tidak tampak sama sekali, meskipun letaknya tidak pernah berubah.
Menurut keterangan para kasepuhan ( Orang tua ) Masjid Jami' Bleberan yang asli ( Mula-mula ) hanya kecil.Barang kali untuk ukuran saat ini lebih tepat kalau disebuit sebagai langgal keluarga . sebab pada waktu itu Penduduk bleberan masih sedikit. Penduduk di wilayah ini adalah keturunan kyai Istad ditambah beberapa keluarga lain.
Menurut kesepuhan Masjid tersebut sudah ada sejak zaman " Geger Gusti Amat": Sebutan lain untuk perang diponegoro.Ini berarti masjid tersebut sudah ada sekitar tahun 1830 atau atau sesudahnya, yaitu saat-saat akhir perang Diponegoro.
Tokoh-tokoh yang berperan mendirikan masjid itu adalah pasukan pangeran Diponegoro yang bersembunyi karena dikejar-kejar Belanda. Dibawah kyai Istad, mereka melarikan diri dan menetapdi des bleberan (desa tersebut disebut Bleberan karena sering kena limpahan Sungai Progo.
Kyai istad ini adalah putra dari kyai Mubarok asal wonokromo selatan kota yogyakarta.

Kyai mubarok adalah keturunan Johar miskin dar pacitan melalui jalur ibu, sedangkan ayahnya bernama ki Agung Menak dari Kalimundu ( sebuah desa diwilayah kabupaten bantul ).
Ketika terjadi "GEGER GUSTI AMAT" banyak orang orang pendukung pangeran diponegoro yang melarikan diri dari kerajaan belanda. Seperti Kiai Mubarok sendiri yang semula ikut pangeran diponegoro kembali ke wonokromo. Kiai Istad ( Putra Kiai Mubarok ) Melarika diri ke bleberan. Kiai Istad Tua ( Saudara Kiai Mubarok dan Juga Paman Kiai Istad yang melarikan diri ke bleberan ) melarikan diri ke Kediri, Adapula yang melarikan diri ke magelang, pleret, pengasih, surokarto, daerah bojonegoro dll.
Menurut sebuah riwayat, selain karena melarikan diri Kiai Istad ini oleh pemerintah pakualaman sengaja ditempatkan di desa bleberan dengan tugas pokok menentramkan kerusuhan - kerusuhan yang terdapat di desa tersebut ( bleberan ). Pemerintah pakualaman berpendapat bhawa perusuh - perusuh itu hanya dapat ditundukan oleh seorang Kiai. Dan Kia Istadlah yang di anggap mampu untuk menguasai para perusuh itu. Akhirnya Kiai Istad mampu untuk menguasai para perusuh tersebut. Tentunya tidak dengan kekuatan fisik, tetapi dengan ajaran ajaran Agama, budi pekerti dan kewibawaan beliau. Tindakan tindakanya yang salah dan bersedia kembali hidup secara wajar dalam masyarakat.
Untuk membina perusuh perusuh tersebut Kiai Istad mendirikan sebuah masjid, yang dijadikan tempat berkumpul mengajar dan musyawarah di samping fungsinya yang pokok sebagai tempat shalat dan berjamaanh. Dari hasil pembinaan Kiai Istad di masjid itulah penduduk bleberan kemudian mendalami ajaran agama islam.
Karena keberhasilanya dalam menundukan para perusuh dan membinanya menjadi warga masyarakat dan baik itu, akhirnya Kiai Istad diangkat sebagai kepala perdikan di desa banaran.
Dalam perkembangan selanjutnya desa bleberan berkembang menjadi semacam "Perdikan" dari Kraton Pakualaman. Hubungan dengan kraton pakualaman ini berlangsung terus pada masa KH Fakhruddin putra sahid, Cucu Kiai Istad. KH Fakhruddin ini pernah diangkat sebagai salah seorang ulama kraton pakualaman pada masa gusti wakil ( Wakil Sri Paku Alam ke VII, karena beliau pada waktu itu masih terlalu kecil untuk menjabat sebagai Sri Paku Alam, maka diangkatlah seorang wakil, yang kemudian dikenal sebagai Gusti Wakil ), dengan pangkat "Lurah Naif" dan bertempat tinggal di kampung purwanggan, sekarang ini termasuk kecamatan Pakualaman.

TATA ARSITEKTUR

Bentuk bangunan masjid bleberan sudah banyak mengalami perubahan. Entah bagaimana bentuk aslinya. Konon, sebelum dipugar bagian dalam berbentuk joglo dengan 4 tiang utama. Demikian juga dengan serambi masjid. Bentuk bangunannya bergaya joglo dengan 4 tiang penyangga utama. Dibagian atas terdapat kubah masjid bergaya Keraton.

Sekarang diantara yang masih tersisa dari bangunan bangunan lama adalah kubahnya sementara bangunan bangunan lainya telah berganti total. Ruang utama dan serambi kini dibangun dengan gaya modern, tanpa tiang. Disisi utara masjid dibangun tempat wudhu yang dibagi menjadi 2 ; tempat wudhu pria dan wanita.

PERKEMBANGAN BANGUNAN MASJID

Telah diuraikan dimuka bahwa masjid bleberan mula mula tidak lebih dari sebuah langgar bila dilihat dari ukuran saat ini, baik dari segi kuantitas maupun kualitas bangunannya. Artinya masjid tersebut semula hanya merupakan bangunan kecil berukuran 7x8 meter dan hanya terbuat dari kayu jangkang, beratap daun kelapa dan berlantai batu putih tanpa kubah.

Bangunan tersebut telah mengalami perbaikan berkali-kali. Perbaikan pertama kali dilakukan pada masa Kia Istad sendiri. Setelah memperbaiki bagian bagian yang telah rusak, dan juga membuat serambi.

Perbaikan kedua dilakukan pada masa Kia Fakhrudin ( cucu kiai Istad ) yang semula terbuat dari kayu jangkang ( kayu kepoh ) diganti dengan kayu jati, mengganti pitnu pintu yang rusak, mengganti atap yang semula dari daun kelapa dengan genting dan memberi mustaka / kubah dengan sejenis kendil besar ( pengaron ) yang terbuat dari tanah. Perbaikan ini dilaksanakan kira kira pada tahun 1919.

Perbaikan ketiga dilakukan pada masa Muhammad Syaibani yang pada saat itu menjadi Lurah desa Banaran. Yaitu kira kira tahun 1940. Perbaikan dilakukan dengan mengganti tiang tiang masjid yang rusak, memperbaiki serambi dan membuat pagar dari batu merah sebagai ganti pagar yang semula berasal dari kayu.

Pada kira kira tahun 1950 sebelum pergi haji, muhammad syaibani juga mengadakan perbaikan masjid termasuk mengganti mustaka yang semula dari pengaron diganti dengan mustaka dari seng. Perbaikan ini merupakan yang ke 4 kalinya.

Pada tahun 1972 masjid jami' bleberan yang lantainya semula plesteran diganti dengan tegel abu-abu. Perbaikan pada tahun ini dipimpin oleh bapak Haji Dawam Syaibani ( Carik desa banaran pada waktu itu ), Bapak Sumarto, Bapak Tambeh, dll.

Pada tahun 1980 telah pula dibentuk panitia perbaikan dan perluasan masjid jami' bleberan yang antara lain terdiri dari Drs. Saleh, Bapak Sumarto, Bapak Tambeh, Bapak Dja'far Darobi, Kiai Damiri, Drs. Aslam, Djawazi, dll.

Dengan adanya perbaikan dan perluasan sehingga menjadi 15x40 meter, tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. Dana tersebut diusahakan dari masyarakat setempat, warga desa yang tersebar diperantauan dan para dermawan di daerah yogyakarta dll. Panitia juga menerima bantuan dari bapak presiden RI Soeharto dengan perantaraan Kal ( Purnawirawan ) H. Ali Affandi sebanyak 5juta diterimakan pada tahun 19811.

UPAYA MEMAKMURKAN MASJID

Pada masa Kiai Istad masih hidup pemeliharaan masjid dilakukan oleh Kiai Istad sendiri dibantu oleh putra putranya antara lain : Alm. Haji Syihab, Raden Rofi, Mangunsetiko Manamat, Kiai Topo, Ngedi, Syofi'i, Tabeh, Sahid sebelumnya mereka tersebar pindah tempat.

Setelah Kiai Istad wafat, kepengurusan masjid dipimpin oleh Haji Sihab dibantu oleh R. Syihab dan beberapa warga desa. Ketika Haji Syihab wafat kepengurusan dipegang oleh H. Fakhrudin ( Putra R. Sahid ). Dalam periode ini dilakukan perbaikan secara agak besar besaran ( ukuran pada waktu itu ), termasuk memperbaiki serambi.

Setelah H. Fakhrudin wafat kepengurusan dipegang oleh H. Syaibani dibantu oleh beberapa anggota keluarga. Pada saat itu yang menjadi imam masjid adalah Kiai Abu Umar ( cucu Kia Istad dari putra termuda yaitu Kiai Faqih ). Saat ini kepengurusan masjid dipegang antara lain oleh : Drs. Sholeh, Mukhohar, Kiai Damiri, Kiai Jafar, Bapak R. Sumarto, Tambeh, Drs. Alsam dan lainya sebagian besar merangkap sebagai anggota panitia perbaikan masjid Jami' Bleberan.

PERANAN MASJID JAMI' BLEBERAN DARI MASA KE MASA

Seperti diuraikan di atas masjid jami' bleberan telah ada sejak Geger Gusti Amat, karena masjid tersebut didirikan oleh orang orang pelarian para pengikut pangeran Diponegoro. Pada waktu itu masjid jami' bleberan selain sebagai tempat jamaah, sebagai tempat mengajarkan ilmu agama juga sebagai tempat pertemuan bagi penduduk setempat untuk membicarakan segala sesuatu yang menjadi kepentingan bersama. Perlu dimaklumibahwa pada saat itu di desa tersebut belum ada balai desa, balum ada tempat tempat pertemuan. Karena itu masjid menjadi pusat kegiatan umat dan masyarakat. Peranan seperti itu berjalan terus menerus sampai menjelang revolusi.

Hingga menjelang indonesia di proklamasikan peranan masjid bleberan belum berubah yaitu sebagai tempat kegiatan umat dan masyarakat. Hanya pada waktu pendudukan belanda ( clash I ), Peranan masjid bleberan berubah. Kalau semula sebagai tempat pengajaran dan pendidikan agama serta pertemuan pertemuan warga desa, pada saat pendudukan tersebut peranannya meningkat yaitu sebagai pusat pembinaan mental dan pusat kegiatan pemuda. Hal ini disebabkan karena bleberan menjadi tempat pengungsian orang orang kota, termasuk tokoh tokoh agama. Antar lain K.R.H. Hadjit. K.H. Mahfud, K.H Ahmad Badawi, R. Saleh Wardisastro ( Bekas residen kedu ), Bapak Ali Afandi ( sekarang kolonel purnawirawan bekerja di bina graha ) dll. Karena itu pada waktu clash II justru bleberan menjadi ramai. Segala aktifitas pada waktu itu adalah dimasjid bleberan, yang seakan akan markas besarnya.

Pada masa sekarang, masjid bleberan menjadi tempat masyarakat melakukan pembinaan mental kerohanian, shalat jamaah dan berbagai kegiatan lain. Banyak kegiatan yang dilaksanakan Kiai Istad dimasjid ini. Diantaranya Pengajian tafsir Al - Qur'an tiap malam kamis, pengajian murottal tiap malam senin, Pengajian kajian agama tiap malam sabtu kliwon, Pengajian risma tiap malam ahad, Tadarus Al-Qur'an tiap malam sehabis maghrib - isya, Kultum sehabis shalat isya', Pengajian peringatan hari besar islam, Pengajian pada waktu ramadhan, Perpustakaan masjid, dan juga simpan pinjam yang dulu di awali dari koperasi sekarang atas prakarsa pemerintah dusun dan dukungan jamaah mendapat kepercayaan dari PT Telkom pendirian BMT dilingkungan masjid yang anggotanya juga banyak dari jamaah masjid


Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

0 comments:

Translate

Blog Archive

back to top